Rabu, 23 Januari 2013

Laporan Kimia Kelas XI IPA 1


Judul                           : Pengujian Asam dan Basa pada Larutan melalui suatu Indikator 
1.      Tujuan             : Menguji sifat ke asaman dan basa pada suatu larutan menggunakan   
               Indikator asam dan basa, serta menentukan zat yang dapat digunakan 
  Sebagai indikator.
2.      Dasar Teori      :
·         Asam
Menurut Arrhenius, asam didefinisikan sebagai zat yang dapat memberikan ion hidrogen (H+) atau ion hidronium (H3O+) bila dilarutkan ke dalam air. Berdasarkan jumlah ion, asam dibagi menjadi 2 , yaitu Asam Kuat yang memiliki sifat mudah terionisasi dan banyak menghasilkan H+, dan Asam Lemah yang sedikit terionisasi dan sedikit menghasilkan ion H+. Contoh zat yang tergolong asam adalah :
a)      HF = Asam Flourida , HF (aq) è H+ (aq) + F- (aq)
b)      HBr = Asam Bromida, HBr (aq) è H+(aq) + Br- (aq)
c)      H2S = Asam Sulfida, H2S (aq) è 2H+ (aq) + S2- (aq)
d)     HNO3 = Asam Nitrat, HNO3 (aq) è H+ (aq) + NO3- (aq)
e)      H2C2O4 = Asam Oksalat, H2C2O4 (aq) è 2H+ (aq) + C2O42- (aq)
Berdasarkan jumlah ion yang dilepaskan oleh asam, asam dibagi menjadi tiga , yaitu asam monoprotik (Satu ion H+ yang dapat diberikan oleh satu molekul asam dalam pelarut air), asam diprotik (Dua ion H+ yang dapat diberikan oleh satu molekul asam dalam pelarut air), dan asam tripotik (Tiga ion H+ yang dapat diberikan oleh satu molekul asam dalam pelarut air).
Namun, menurut Teori Asam – Basa yang lain menyatakan hal yang berbeda. Menurut teori asam – basa Bronsted – Lowry, asam adalah senyawa yang memberikan proton (H+)  kepada senyawa lain (donor proton), dan menurut Lewis, asam adalah senyawa yang dapat menerima pasangan elektron dari senyawa lain sehingga membentuk ikatan kovalen koordinat.
·         Basa
Menurut Arhennius, basa didefinisikan sebagai zat – zat dalam air menghasilkan ion hidroksil (OH-), atau zat yang dapat memperbesar konsentrasi ion OH- dalam air. Sama seperti asam, basa dibagi menjadi 2 , yaitu basa kuat dan basa lemah. Untuk basa kuat reaksi ionasasi nya hampir sempurna, dan reaksinya dinyatakan dengan satu tanda panah. Contoh basa kuat :
a)      Natrium hidroksida dalam air à NaOH (aq) è Na+ (aq) + OH- (aq)
b)      Kalium hidroksida dalam air à KOH (aq) è K+ (aq) + OH- (aq)
c)      Kalsium hidroksida dalam air à Ca(OH)2 (aq) è Ca2+ (aq) + 2OH- (aq)
Untuk basa lemah, reaksi ionisasinya harus ditulis dengan dua tanda panah, karena basa yang terurai hanya sedikit. Contoh basa lemah :
a)      Gas Amoniak dalam air :
NH3 (g) + H2O (l)                   NH4+ (aq) + OH- (aq)     atau
NH4OH (aq)             NH4+ (aq) + OH- (aq)
b)      Aluminium hidroksida   :
Al(OH)3 (aq)             Al3+(aq) + 3OH- (aq)
·         Indikator Asam Basa
Indikator asam basa adalah zat yang dapat berbeda warna jika berada dalam lingkungan asam atau basa. Ada beberapa jenis indikator yang dapat digunakan untuk membedakan antara larutan yang bersifat asam dengan larutan yang bersifat basa, yaitu kertas lakmus, larutan indikator, dan indikator alam.
1)      Kertas lakmus àAda dua macam kertas lakmus yang digunakan untuk mengidentifikasi asam dan basa, yaitu kertas lakmus merah dan kertas lakmus biru. Berikut adalah contoh perubahan warna kertas lakmus pada larutan asam basa:
Larutan
Lakmus Merah          Lakmus Biru
Sifat larutan
Air Suling
Merah                        Biru
Netral
Larutan Cuka
Merah                        Merah
Asam
Air kapur
Biru                            Biru
Basa

2)      Larutan indikator à Biasanya yang digunakan untuk menguji sifat asam dan basa , adalah larutan fenolftalein (pp), metil merah (mm), metil jingga (mj), dan Brom Timol Biru (BTB). Berikut adalah contoh perubahan warna indikator dalam larutan asam dan larutan basa:
No
Nama Indikator
Warna dalam asam
Warna dalam basa
1
Fenolftalein (pp)
Tidak berwarna
Merah ungu
2
Metil merah (mm)
Merah        
Kuning
3
Metil jingga (mj)
Merah
Jingga – kuning
4
Brom timol biru (BTB)
Kuning
Biru

3)      Indikator alami (terbuat dari zat warna pada tumbuhan)
Indikator alami hanya menunjukkan sifat asam dan basa pada suatu larutan, namun tidak menunjukkan pH yang jelas. Contoh ekstrak mahkota bunga berwarna, kunyit, wortel. Berikut adalah contoh hasil pengujian beberapa macam ekstrak bunga berwarna :
No
Bahan
Bunga sepatu
Bunga Terompet
Bunga Kana
a.       
Air Suling
Merah
Ungu
Kuning
b.       
Larutan cuka
Merah
Merah
Jingga
c.        
Air kapur
Hijau
Hijau
Hijau muda



3.      Rumusan Masalah       :
a)      Bagaimanakah sebuah larutan dikatakan mempunyai sifat asam dan basa ?
b)      Mengapa larutan jeruk nipis dikatakan sebagai larutan asam?
c)      Mengapa ekstrak kulit manggis, dan kunyit dapat dijadikan indikator alami untuk menentukan sifat ke asaman atau basa ?

4.      Alat dan Bahan           :
a.       Larutan tumbukan kulit manggis @ 1 botol aqua 600 ml
b.      Larutan kunyit @ 1 botol aqua 600 ml
c.        2 Larutan Bunga berwarna berbeda , masing – masing 1 botol aqua 600 ml
d.      Larutan soda kue @ 1 gelas aqua kecil 250 ml
e.       Larutan sabun @ 1 gelas aqua kecil 250 ml
f.       Larutan jeruk nipis @ 1 gelas aqua kecil 250 ml
g.      Larutan asam cuka @ 1 gelas aqua kecil 250 ml
h.      Gelas aqua kecil sebanyak 4 buah

5.      Prosedur Kerja            :
·         Percobaan I           :
                                            i.            Menyiapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan dalam praktikum
                                          ii.            Tuangkan larutan kulit manggis, kunyit, dan kedua larutan bunga berwarna berbeda pada gelas aqua kecil yang kosong kurang lebih 1/5 dari gelas tersebut.
                                        iii.            Berilah tanda untuk mengingat jenis larutan yang ada di gelas aqua tersebut.
                                        iv.            Masukkan larutan soda kue pada masing – masing larutan yang ada di gelas aqua tersebut, aduk larutan tersebut. Amati dan catat yang terjadi.
·         Percobaan II          :
Langkah sama seperti percobaan I, hanya saja pada bagian iv. Ganti larutan tersebut dengan larutan sabun,
·         Percobaan III        :
Langkah sama seperti percobaan I, hanya saja pada bagian iv. Ganti larutan tersebut dengan larutan jeruk nipis.
·         Percobaan IV        :
Langkah sama seperti percobaan I, hanya saja pada bagian iv. Ganti larutan tersebut dengan larutan asam cuka.





6.      Data Percobaan           :
Larutan
Indikator Pengujian
Manggis
Kunyit
Bunga A
Bunga B
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Sebelum
Sesudah
Soda Kue
Coklat muda
Coklat kemerahan
Orange
Kemerahan
Hijau Kekuningan
Hijau Kecoklatan
Hijau Kekuningan (pekat)
Tetap
Sabun
Coklat muda
Coklat muda
Orange
Orange
Hijau kekuningan (bening)
Putih Keruh
Hijau Kekuningan (pekat)
Hijau Keputihan (---)
Jeruk Nipis
Coklat muda
Orange
Orange
Orange ---
Hijau kekuningan (bening)
Putih bening
Hijau Kekuningan (pekat)
Kuning bening
Asam Cuka
Coklat muda
Orange
Orange
Orange ---
Hijau kekuningan (bening)
Bening
Hijau Kekuningan (pekat)
Kuning 

7.      Analisa percobaan       :
Dari percobaan  berikut dapat kita analisa bahwa :
I.                   Analisa hasil penelitian terhadap larutan soda kue :
a.       Soda Kue + ekstrak buah manggis à Coklat kemerahan è Basa
b.      Soda Kue + Kunyit à Kemerahan è Basa
c.       Soda Kue + Bunga A (sebelumnya kami meminta maaf, karena tidak mengertian kami dengan nama bunga yang kami gunakan untuk penelitian ini) à Hijau Kecoklatan.
d.      Soda Kue + Bunga B (sebelumnya kami meminta maaf sama seperti Bunga A, kami tidak tahu nama dari bunga yang kami gunakan untuk penelitian ini) à Hijau Kekuningan (tetap)
Kesimpulan     : Larutan Soda Kue (Natrium Bikarbonat) bersifat Basa.
II.                Analisa hasil penelitian terhadap larutan sabun :
a.     Sabun + Manggis à Coklat è asam (tetapi di dasar teori yang kita pelajari,
Sabun adalah larutan basa). Mengapa hal ini dapat terjadi? Mungkin, kami memprediksi kegiatan yang kita lakukan terjadi kesalahan prosedur kerja. Gelas pada percobaan I tidak kami bersihkan terlebih dahulu, sehingga sisa – sisa ke asaman masih menempel di gelas tersebut.
b.                Sabun + Kunyit à Orange è asam (tetapi di dasar teori yang kita pelajari, Sabun Adalah larutan basa). Mungkin kejadian ini seperti pada kasus ekstrak buah manggis.
c.     Sabun + Bunga A à Putih keruh è basa
d.    Sabun + Bunga B à Hijau keputihan è basa
Kesimpulan     : Larutan sabun bersifat Basa. Meskipun hasil penelitian kita terjadi kesalahan prosedur. Karena di dalam sabun terdapat senyawa NaOH yang jika diuraikan senyawa tersebut menghasilkan OH-.
III.             Analisa hasil penelitian terhadap larutan jeruk nipis :
a.       Jeruk nipis + Manggis à Orange è Asam
b.      Jeruk nipis + Kunyit à Orange --- èAsam
c.       Jeruk nipis + Bunga A à Putih bening è Asam
d.      Jeruk nipis + Bunga B à Hijau pekat è Asam
Kesimpulan     : Larutan jeruk nipis bersifat Asam. Karena larutan jeruk nipis mengandung Asam Sitrat.
IV.             Analisa hasil penelitian terhadap larutan asam cuka   :
a.       Asam cuka + Manggis à Orange è Asam
b.      Asam cuka + Kunyit à Orange (--) è Asam
c.       Asam cuka + Bunga A à  Bening  è Asam
d.      Asam cuka + Bunga B à Kuning è Asam
Kesimpulan     : Larutan asam cuka bersifat Asam. Karena larutan asam cuka mengandung asam asetat (CH3COOH) yang dapat menghasilkan atau terbentuk dari H+
·       Larutan yang bersifat asam dalam hasil praktikum adalah Larutan soda kue, Larutan Jeruk Nipis, Larutan Asam Cuka.
·       Larutan yang bersifat basa dalam hasil praktikum adalah larutan sabun.
·       Indikator alami yang digunakan untuk menguji sifat asam dan basa pada penilitian ini adalah ekstrak kulit manggis, kunyit, 2 bunga berwarna yang berbeda satu sama lainnya.

8.      Simpulan         : Sebuah larutan memiliki sifat asam apabila larutan tersebut secara persamaan reaksi menghasilkan H+. Biasanya larutan asam memiliki ciri , larutan tersebut memiliki rasa masam. Sedangkan, sebuah larutan memilki sifat basa apabila larutan tersebut secara persamaan reaksi menghasilkan OH-. Biasanya larutan basa juga memiliki ciri, yaitu larutan tersebut memiliki rasa pahit, dan terasa licin di tangan kita apabila dipegang. Dalam larutan jeruk nipis, larutan tersebut termasuk larutan asam. Hal ini dikarenakan larutan jeruk nipis, mengandung senyawa asam sitrat (C6H8O7) yang jika diuraikan akan menghasilkan H+. Selain itu, menurut hasil penelitian, larutan jeruk nipis mengubah larutan  kunyit yang menjadi indikator alami menjadi warna orange cerah. Itu menunjukkan bahwa jeruk nipis mengandung sifat asam. Kulit manggis, dan kunyit dapat digunakan sebagai indikator alami, karena ekstrak tersebut dapat berubah warna jika dicampurkan dengan larutan, misalkan larutan asam cuka, larutan sabun, dan lain – lain.